EFT Introduction Video

EFT in Action - Physical Issues

Minggu, 21 Juni 2009

Mahalnya harga sebuah emosi

Banyak orang belum menyadari bahwa sebuah masalah emosional yang tidak ditangani membawa dampak yang luar biasa pada pola pikir, perilaku, tindakan, keyakinan, dan dalam kehidupan seseorang.

Mari kita lihat beberapa contoh di bawah ini.

Belum lama ini ada orang laki – laki usia 45an tahun yang mengalami kekecewaan. Dari kekecewaan itu timbul dendam, amarah, dan kebencian. Tidak begitu lama orang ini banyak bengong , tidak ingat istrinya, keluarganya, termasuk siapa dirinya, dan mulai terganggu kesehatan fisiknya. Masuk ruang ICU beberapa kali, harus cuci darah, tapi berdasarkan analisa laboratorium orang ini tidak ada masalah dengan badannya. Tidak lama ajalnya tiba. Mati karena kekecewaan yang dialaminya.

Seorang wanita 40an tahun sudah belasan tahun menderita migren yang akut. Bila migrennya menyerang sudah dapat dipastikan ia hanya dapat tergeletak di kamarnya. Dua obat pereda sakit kepala yang ia minum sekaligus tidak cukup untuk menghilangkan derita di kepalanya. Sakit kepalanya hilang begitu masalah – masalah kemarahan dan kekesalan yang ia simpan dihilangkan.

Seorang pemuda 26 tahun mengalami trauma putus hubungan 5 tahun yang lalu dengan kekasihnya. Banyak kenangan, kesedihan, kemarahan yang tidak dapat ia lepaskan. Tidak saja ia menderita secara fisik dan mengalami insomnia, tapi akibat trauma tersebut membuat kehidupannya tidak punya arah lagi, putus kuliah dan takut untuk menjalin hubungan lagi dengan wanita lain.

Seorang ibu rumah tangga mempunyai pria lain dalam kehidupannya, hal tersebut dipicu karena terjadi konflik dalam hubungan rumah tangga mereka. Suatu waktu ibu ini memutuskan untuk tidak menjalin hubungan lagi dengan pria tersebut. Tapi setiap kali ia berusaha untuk melupakannya, semakin ia tidak mampu melupakan pria tersebut.

Bapak berusia 45an tahun tiba – tiba jantungnya berdetak cepat ketika pikirannya tertuju pada anak perempuannya yang berada di kota lain. Bapak ini menyimpan kekawatiran terhadap kehidupan anaknya kelak karena bapak ini sedang menghadapi konflik dengan istrinya. Oleh dokter yang memeriksanya, bapak ini dinyatakan sehat jantungnya.

Seorang ibu sudah satu tahun mengalami serangan panic mendadak (panic attack). Serangan paniknya terjadi ketika ibu ini berada di tempat – tempat keramaian seperti mall, rumah sakit, pasar, super market. Ketika serangan datang, jantungnya berdetak cepat, keluar keringat dingin, kepala menjadi pusing, seluruh badan lemas, lalu terjatuh pingsan. Oleh suaminya pernah dibawa ke dokter ahli dan dilakukan tes laboratorium oleh dokter ahli syaraf, dokter ahli penyakit dalam, dan dokter ahli jantung. Satu kesimpulan yang diberikan oleh para dokter tersebut adalah di tubuh ibu tersebut tidak ada masalah!.
Rupanya, pemicu serangan paniknya adalah ketakutan yang besar pada penyakit kanker yang dideritanya.

Seorang wanita muda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan. Ia mengira pria teman dekatnya mencintainya. Kejadian tersebut membuatnya mengalami kesedihan dan kekecewaan yang mendalam. Efek lanjutan dari masalah emosional yang dialaminya adalah ia tidak mempunyai semangat untuk hidup, merasa rendah diri, malu, mengurung diri, makan dan mandi tidak teratur. Pernah diusahakan beberapa kali dimasukan ke pusat rehabilitasi mental dan tidak ada perubahan sama sekali. Kesehatan fisiknya pun ikut terganggu. Wanita ini mendapat masalah pada paru – parunya.

Wanita tengah baya mendapatkan kecelakaan tertabrak sepeda motor ketika akan menyeberang jalan. Tubuhnya terpental dan kepalanya membentur trotoar jalan. Untungnya tidak ada yang patah pada tulangnya. Kejadian ini sudah berlangsung beberapa bulan, tapi bila wanita ini ingin menyeberang jalan raya, ia hanya terdiam lama sampai ada orang yang mengantarnya menyeberangkan jalan. Kejadian kecelakaan itu muncul kembali bila ia melihat trotoar jalan, dan melihat motor di jalan raya. Bila ingatan itu muncul, ia merasakan sakit di kepalanya.

Pria usia 39 tahun, menderita komplikasi liver dan ginjal. Akibat penyakitnya itu, pria ini bila kencing mengeluarkan darah, badan lemas, sering berkeringat. Pada sesi terapi terungkap bahwa pria ini banyak mengalami kekecewaan dan kemarahan dalam menjalankan bisnis. Pria ini banyak tertipu oleh rekan bisnisnya, banyak uangnya yang tidak kembali lagi, serta terjerat masalah hutang dengan bank. Setelah dilakukan terapi pada masalah emosional yang diakibatkan kejadian – kejadian di bisnisnya, pria ini sembuh total dari penyakitnya.

Dan masih banyak cerita – cerita masalah emosional seperti kekecewaan, kemarahan, kecemasan, kesedihan, ketakutan, dan trauma, yang terjadi dalam kehidupan seseorang.

Cerita di atas memperlihatkan bagaimana mahalnya harga sebuah masalah emosional bila tidak diatasi, yang dapat berdampak pada pola pikir, perilaku, tindakan, keyakinan, kesehatan fisik, hubungan keluarga, prestasi belajar, karir, dan kehidupan seseorang.

Banyak cara orang melarikan diri dari masalahnya, diantaranya adalah merokok, narkoba, banyak makan, banyak tidur. Ada yang melampiaskan kemarahannya pada orang lain, atau mengembangkan kebiasaan buruk.

Masalah emosional dapat menyebabkan anda membuat penilaian yang salah, bereaksi berlebihan, salah dalam menilai. Yang lebih buruk lagi, masalah emosional dapat mengakibatkan depresi, kecemasan, dan perasaan lainnya yang tidak anda inginkan. masalah emosional juga dapat mempengaruhi jaringan dan fungsi dari organ-organ tubuh anda, mendatangkan masalah pada kesehatan fisik anda, menyebabkan rasa sakit, kelelahan, dan penyakit.
Namun, tidak peduli seberapa besar anda menderita karenanya, energi emosi yang terjebak dan tak terlihat ini akan tetap tidak terdiagnosa dengan cara penyembuhan konvensional, sekalipun mungkin telah menjadi faktor utama penyebab pada fisik anda dan kesulitan-kesultan emosional.
Untuk melenyapkan berbagai masalah kesehatan karena masalah emosional, penyebab-penyebab utamanya yang harus dituju. Ada banyak obat-obatan yang dapat melenyapkan gejala-gejala dari suatu penyakit. Tetapi bila obatnya habis, gejala-gejala akan timbul kembali. Karena penyebab utamanya tidak ditangani.
Sangatlah penting bagi anda untuk menyadari dan membuang masalah emosional anda sebelum ia menyebabkan kerusakan lebih jauh.

Supriyatno
Emotional and Trauma Therapist

Tidak ada komentar: