EFT Introduction Video

EFT in Action - Physical Issues

Rabu, 12 Maret 2008

Bagaimana Emosi Negatif disimpan di dalam tubuh

Michelle, wanita muda 21 tahun, pintar dan aktif, mengeluh sakit yang luar biasa. Dia selalu buang air kecil sangat sering dan harus segera. Pengecekan medical yang komplit menunjukan tidak ada sesuatu yang salah pada michelle. Tapi sangatlah jelas bahwa Michelle mengalami rasa sakit. Setelah pemeriksaan melalui cystoscope dan mendapati segala sesuatunya normal, Saya berspekulasi, “ Kadang wanita dengan symptom seperti ini mempunyai sejarah pelecehan seksual. Mungkinkah ini terjadi pada Anda?” . Di sudut matanya terlihat air mata mulai melelah. Akhirnya diketahui bahwa Michelle pernah mendapat pelecehan seksual oleh pamannya hampir tiap hari sejak umur tiga tahun sampai Ia berumur sepuluh tahun.

Saya meminta Michelle untuk kembali mengingat peristiwanya dan temukan bagian tubuhnya yang mana mengeras. Dia mengatakan merasakannya di bagian perut bawah dan pelvis. Saya memintanya mengukur rasa sakitnya pada skala dari 0 hingga 10, angka 0 artinya tidak merasakan apa-apa, dan angka 10 artinya sakit yang sangat kuat. Michelle mengukur perasaanya pada skala 10.

Saya lalu memerlukan 45 menit bekerja dengan Michelle, menggunakan teknik EFT yang simple namun powerful. Saya lalu menanyakan padanya berapa level dari ketidaknyamanannya. Ia mengatakan 1 – sangat tenang. Saya lalu mendorongnya untuk menelusuri daerah pada tubuhnya untuk mengejar perasaan mengganggu yang mungkin tersisa sebagaimana yang ia rasakan sebelumnya. Dia mengatakan tidak menemukannya, walaupun ia telah berusaha keras. Ingatan-ingatan yang mempengaruhi emosinya telah hilang dan terjadilah physical shift pada bagian tubuhnya. Keluhan sakit yang luar biasa hilang. Tiga tahun sejak mendapat terapi, keluhannya tidak pernah kambuh lagi.

Bagaimana penyembuhan yang begitu mengagumkan ini bisa terjadi ?

Banyak kasus dimana analisa dan segala jenis pemeriksaan oleh dokter menunjukan seseorang secara fisik tidak mempunyai masalah fisik. Namun pada kenyataannya orang tersebut mengeluh karena sakitnya.
Kondisi kronis adalah kondisi di mana pasien menderita dalam waktu yang cukup lama. Bahkan sebuah penyakit fisik seperti migren, vertigo dan maag bisa menetap selama tahunan. Kondisi kronis artinya tubuh tidak dapat menyembuhkan dirinya sendiri. Jika Anda tertarik mengetahui bagaimana cara tubuh menyembuhkan diri sendiri, Anda memerlukan cara-cara di luar standar medis. Apakah ditemukan di akupuktur atau akupresur atau homeopathy atau energy healing, keyakinan umumnya adalah tubuh cenderung menyembuhkan dirinya sendiri, dan ada energi penyembuhan yang mengalir di dalam tubuh yang memungkinkan terjadinya self healing. Jika energi ini terganggu, - stagnan atau melemah – akan mengakibatkan sakit pada tubuh. Dengan berbagai macam teknik, diusahakan untuk menyelaraskan aliran energi ini.

Emosi negatif menjadi penyebab penyakit fisik.

Disadari bahwa faktor terbesar yang menyebabkan blok energi dalam tubuh adalah masalah emosional, terutama bagaimana blok energi itu disimpan- dan diproses – di tubuh. Stres dan emosi negatif bukan disimpan di kepala; mereka disimpan dalam bentuk tension di bagian tubuh. Hal ini dapat Anda ketahui. Jika Anda coba ingat terakhir Anda marah atau takut atau depresi, perhatikan di mana emosi tersebut disimpan di bagian tubuh Anda.

Stres dan emosi negatif ditempatkan di jaringan otot halus. Otot halus bekerja secara otomatis, tanpa kontrol dari kesadaran kita. Jika seseorang menyimpan tension di otot halus bagian aliran darah ke kepala, kita biasa menyebutnya migren. Jika tension disimpan di rongga udara paru-paru, kita menyebutnya ashma. Jika tension disimpan di otot halus daerah punggung, kita bisa mengalami rasa pegal pada punggung.

Emosi yang disimpan di bagian tubuh kita juga mempengaruhi sistim kekebalan tubuh. Dr. Bernie Siegel cancer surgeon di Yale University mempelajari bagaimana stress mengurangi sel darah putih yang disebut T-cells, yang sangat penting di sistim kekebalan tubuh. Ia mengamati sebagian kecil pasien kankernya memperlihatkan kemajuan yang lebih dari yang lain, dengan masa hidup yang lebih lama dari yang diprediksi sejak awal. Beberapa menunjukan pengurangan yang spontan. Dr. Siegel mulai mempelajari “pasien khusus tersebut” untuk mengetahui apa yang terkait, dan mendapati bahwa mereka melihat kanker sebagai representasi dari akibat konflik emosional dan spiritual dalam hidup mereka.

Terobosan yang besar dalam memahami bagaimana emosi mempengaruhi aliran energi penyembuhan datang dari Dr. Paul Goodwin. Di “Foundation Theory” Ia mengatakan bahwa di manapun stress dan emosi negatif disimpan di bagian tubuh, mereka menciptakan “pembatas fungsi di sistim saraf”- sebuah halangan aliran dari energi penyembuhan dalam tubuh. Hal ini menjelaskan mengapa kondisi kronis tetap ada. Jadi bagaimana rasa perih terus ada untuk waktu yang lama. Mengapa semua rasa perih tidak dapat hilang dalam satu minggu? Bisa saja, kecuali energi penyembuhan tubuh tidak diarahkan ke bagian perut.

Saya membagi emosi negatif dan akibat-akibatnya pada tubuh pada salah satu dari dua cara berikut. Pertama, truma yang terjadi berbeda dalam hidup setiap orang. Beberapa mungkin tidak terlihat oleh orang lain, tetapi bagi orang yang mengalaminya sendiri akan memiliki akibat yang besar. Kadang trauma akan menjadi sangat mengerikan, termasuk shock, seperti pelecehan seksual masa kecil, pemerkosaan, kehilangan orang tua atau teman dekat, melihat atau mengalami sendiri kecelakaan serius, stress karena perang. Pengalaman traumatic itu disimpan sebagai ingatan di dalam bagian tubuh kita pada level bawah sadar (cellular level). Selanjutnya pikiran bawah sadar akan mencoba untuk menghadirkan ingatan-ingatan itu ke pikiran kesadaran dengan maksud agar kita bisa menanganinya. Tetapi karena ingatan itu sangat menyakitkan, sebagian dari kita menolak untuk merasakan atau memutar kembali memori itu. Supaya memori itu tetap dibawa ke pikiran sadar, tubuh harus mengeras secara internal. Pengerasan ini menyebabkan tension di otot halus dan Ia yang bertanggung jawab terhadap banyak penyakit yang orang alami, mulai dari hipertensi sampai migrane, sakit punggung sampai IBS.

Sering, trauma awal sangat dalam terpendam di dalam tubuh sehingga mereka sulit diakses oleh pikiran sadar. Pasien biasanya sadar akan penyakit fisiknya namun tidak sadar pada kemungkinan emosi-emosi yang terkait dengan penyakitnya. Tetapi penyakit yang ada adalah pertanda adanya masalah emosional yang menyebabkan gangguan pada aliran energi dalam tubuh.

Cara kedua untuk membagi emosi dan efeknya pada tubuh adalah dengan melihat bagaimana kejadian awal terbentuk dengan cara kita menangani atau memproses emosi. Salah satu fungsi dari pikiran bawah sadar adalah membuat kita merasa aman di keluarga kita sementara kita dalam pertumbuhan. Seringkali ketika kita masih muda, peristiwa-peristiwa terjadi di keluarga kita yang menyebabkan kita mengembangkan keyakinan seperti, “ Tidak mengapa memperlihatkan kemarahan atau kecemasan kita.” Dengan memperlihatkan hal itu mungkin akan membuat gelisah pengasuh kita yang pada akhirnya akan memberikan kompromi untuk kelangsungan hidup kita.

Masalah berkembangnya keyakinan secara tidak sadar yang mengatakan, “Tidak mengapa memperlihatkan kemarahan atau kecemasan kita” adalah kehidupan akan mengambil emosi itu apakah kita suka atau tidak. Begitu emosi itu mulai timbul di tubuh kita, pikiran bawah sadar akan mengatakan,” Tidak baik merasakan hal itu, itu tidak aman. Tidak merasakan atau menunjukan emosi-emosi itu akan membuat Anda tetap hidup sementara Anda tumbuh berkembang. Kemudian pikiran bawah sadar akan meminta bagian tubuh untuk mengeras karena emosi tersebut, memegang emosi tersebut di tubuh dan mencegah emosi itu datang ke kesadaran. Pengerasan internal di tubuh ini yang dapat menjelma sebagai sakit pada punggung atau tekanan darah atau serangan ashma atau sakit kepala atau buang air kecil yang tidak bisa ditahan. Bisa juga menjelma sebagai flu. Atau juga bisa menjelma sebagai sulitnya sembuh dari sakit, rasa sakit, luka, karena begitu banyak energi tubuh terikat pada tension di tubuh.

Tidak ada komentar: