EFT Introduction Video

EFT in Action - Physical Issues

Kamis, 29 Mei 2008

EFT dalam menangani Panic Dissorder

Kita kini semakin mengetahui bahwa faktor utama penyakit-penyakit fisik yang kita alami adalah masalah emosional kita. Dan semoga kasus yang pernah saya tangani kali ini dapat berguna bagi kita semua.

Pasien saya, seorang wanita kira-kira berumur 40an tahun sejak 8 bulan yang lalu menderita Sakit kepala yang luar biasa. Sakit kepalanya ini kerap muncul bila Ia sedang barada di tempat keramaian seperti di mall, rumah sakit, atau toko buku. Bila sakitnya datang, Ia merasakan pusing yang luar biasa sampai-sampai mau jatuh pingsan. Saya minta pasien untuk mengingat kembali kapan pertama kali menderita serangan sakit kepalanya. Dari penuturan Pasien yang dapat Ia ingat, sakit kepalanya timbul sejak delapan bulan yang lalu setelah Ia mengetahui ada kista di rahimnya. Dan sebagaimana penuturan suaminya, Istrinya ini sudah diperiksakan ke 5 orang dokter paling ahli di bidang syaraf, darah, dan penyakit dalam di sebuah rumah sakit terkenal di daerah Lippo Karawaci. Menutur penuturan suaminya juga, tubuh istrinya pernah di scaning untuk melihat apa ada sesuatu yang mencurigakan di dalam tubuh istrinya sebagai penyebab sakir kepalanya. Tapi semua hasil pemeriksaan dokter ahli tidak menemukan penyebabnya.

Karena saat pasien datang menemui saya sedang mengalami rasa sakitnya, maka saya memutuskan untuk menangani dari aspek fisik. Ketika saya menyuruh pasien membayangkan dirinya sekarang berada di dalam mall, intensitas pusingnya meninggi. Ia berdiri sambil tangan kirinya memegang kepalanya dan tangan kanannya memegang kursi berjalan pindah ke kursi di sudut ruangan. Ia merasa ingin jatuh.

Sebelum saya lakukan tapping padanya, saya menanyakan apa yang sekarang Ia rasakan. Pasien mengatakan saat ini Ia merasa pusing sekali dan pandangan kurang jelas melihat orang di depannya. Skala pusingnya 10 menurut penuturan pasien saya. Saya lakukan 2 putaran EFT dan membuat rasa pusingnya turun pada skala 5-6. Setelah saya lakukan tapping berikutnya intensitas pusingnya turun pada skala 3-4 dan tidak mau turun lagi. Mengetahui hal itu saya melakukan tapping beberapa masalah emosional dengan terlebih dahulu menanyakan hal-hal yang membuat serangan sakit kepalanya timbul, Diantaranya bila Ia mau pergi sakit kepalanya muncul, ada perasaan takut jatuh bila di tempat ramai. Beberapa aspek emosional yang saya tapping pada pasien membuat tidak banyak membuat perubahan pada pusing kepalanya. Namun pasien melaporkan kini timbul rasa berat di kepala. Mengetahui hal itu saya menyimpulkan ada aspek emosional yang lain yang belum terungkap. Mengingat kembali dari pembicaraan sebelum sesi tapping, saya menyimpulkan peran suaminya ketika menghadapi istrinya yang saat muncul vertigonya memainkan peran sebagai aspek emosional pasien.

Sebelum Saya lakukan tapping untuk masalah emosional yang lain, saya berbicara pada pasien mengenal hal-hal yang dilakukan suaminya dan menanyakan benarkah hal-hal itu membuatnya kesal. Pasien saya membenarkan hal itu. Lalu saya lakukan tapping untuk masalah emosional berikutnya. Dari tapping terakhir ini pasien melaporkan rasa pusingnya jauh berkurang, penglihatanya semakin jelas, dan berat dikepalanya jauh berkurang.

Sesi terapi harus berakhir walaupun saya melihat masih ada aspek emosional yang harus ditangani karena ada keperluan lain dari pasien dan mereka berjanji akan melakukan tahap pertemuan selanjutnya. Sesi terapi berlangsung kurang dari satu jam dan intensitasnya rasa sakitnya turun hingga skala 4 atau 5.

Masalah – masalah emosional selalu melekat dan ada di setiap detik kehidupan kita, maka penting bagi kita memiliki ketrampilan untuk menangani masalah-masalah emosional diri kita sendiri, karena ini semua penyebab dari keadaan kita sekarang ini baik sakit fisik yang kita derita, keadaan financial kita saat ini, karier kita saat ini, hubungan yang buruk di keluarga maupun kantor saat ini, kemampuan menjual yang buruk, dll.

Masalah – masalah emosional justru membawa kita pada keadaan – keadaan yang sebenarnya ingin kita hindari dalam hidup kita.

Walaupun Anda ingin sekali bergerak maju ke depan dalam hidup Anda,Bisa jadi satu kaki Anda masih menginjak rem. Supaya Anda bebas, Anda harus belajar bagaimana melepaskannya, melepaskan sakit hati,melepaskan ketakutan, melepaskan trauma masa lalu, melepaskan keraguan, melepaskan kekawatiran, menolak menjadi tawanan rasa sakit yang pernah terjadi. Energi yang Anda habiskan karena masa lalu akan menahan Anda dari kehidupan yang baru.

Tidak ada komentar: